Kamis, 26 Agustus 2010

>>> KUE MOLEN..........

Kruyuk... kruyuk.... ada suara nyaring dari perutku.
Khaaah... padahal baru sekitar 2 jam yang lalu aku kekenyangan menyantap nasi lengkap dengan ikan sarden dan 2 gelas es kelapa muda.
Kok tiba-tiba saja perutku usil usul untuk diisi lagi.
Ho..ho..hoooo nampaknya perutku ekstra keras menggiling makanan yang mampir diperutku, dan sekarang bahan pokoknya untuk digiling mungkin udah hampir habis.
Ingatanku langsung tertuju pada beberapa molen yang kubeli tadi sore sebelum berbuka. yach....rupanya perutku tau akan rengek si molen yang lupa aku colek karena perhatianku tersita pada segelas es kelapa muda yang nampak lebih segar untuk berbuka ketimbang molen.
Molen... kue sederhana jajanan jalanan yang biasa hadir di keramaian. Bentuknya sederhana, mengikuti pola pisang yang digunakan sebagai isiannya. kebanyakan yang digunakan oleh penjual adalah pisang raja... tetapi ada pula molen-molen yang isinya pisang jenis lain, semua tergantung selera si pembuat dan permintaan konsumen. 1 buah pisang dapat diiris-iris untuk digunakan membuat beberapa isian molen. Lalu pisang yang telah diiris tersebut dibungkus dengan adonan kalis tipis terbuat dari tepung, mentega, telur dan gula. Usai dibungkus adonan tepung lalu "beramai-ramai" pisang molen itu digoreng dalam minyak panas.
Begitu hebatnya kharisma molen ini membuat beberapa penjual melakukan beberapa variasi dan inovasi yang baru untuk membuat nyaman lidah para penggemarnya.
dari mulai bentuk yang tidak lagi sebesar kepalan tangan manusia tapi dibuat mungil - mungil sehingga dapat dimakan 2 sampai 3 sekaligus dalam setiap kunyahan... molen seperti ini dinamakan molen unyil. Ada lagi yang mengganti isiannya dengan berbagai macam variasi isian... tidak lagi melulu menggunakan pisang karena terkadang harga pisang meroket pada saat-saat tertentu. Sekarang banyak kita jumpai molen-molen dengan isian coklat, keju, aneka selai, kacang, manisan dll...semuanya bertujuan satu yaitu memuaskan lidah para konsumen.
Hmmmfh...semakin aneh ulah "si molen" ini ditangan para pembuatnya.
Okelah.... yang penting nikmat, dan disaat-saat tertentu jajanan ini mampu melepaskan lilitan polah perut yang terus berkarya.
Kupandangi jajanan molenku ini...hmm satu sudah habis kulahap kulumat nikmat, masih 3 lagi tersenyum memandangku, menggodaku untuk menghampinya.
Ups... nampaknya cuma satu saja yang mampu kuhabiskan lagi... Nampaknya 2 sudah cukup untuk memenuhi rengekan perutku. He...he...he... maaf ya molen-molen yang tersisa, gimana dong... bukan aku hendak cuek padamu, tapi sungguh kapasitas perutku sudah penuh sesak...
Molen-molen yang manis, makasih ya sudah menemaniku malam ini dan lepaskan rengekan perut mungilku. Molen...tetaplah pada kodratmu itu.
Hidup kue molen !!!

..............................malas

malas...
benar - benar malas ketika berhadapan dengan tugas
hei.. hei... tolong aku
enyahkan malas ini dari diriku
ampuuuun....
tugas seabrek nggak kelar kelar
....karena virusmu, malas

Aduuuh....
bagaimana ini ?
aduh....
piye iki....?
wuuuuaaduh.....
kepriben kieeee.....??!!!

hei.. malas...
ijinkan aku merayumu
untuk pergi dariku
untuk enyah dari sadarku
sedikit saja...
siapa tau bibitmu juga mau akan rayuku
mau ya... mau....??

.....malas
benar - benar malas
merengkuhku sangat erat
ketika setumpuk tugas berat
datang mengikat
aduuuh....

Pergi... malaaaaaas......!!!
haaah ??
kau jawab apa malas ?
kau malas pergi dariku malas ?
aduuuh .......ampuuun.


malas...
hiks..


Minggu, 22 Agustus 2010

Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum....
3 suara datang bergantian, masing-masing berselang 1 jam.
Rupanya hari sudah tidak pagi lagi....
Alarm di telepon genggamkupun tidak berbunyi.
Ooo.. pantas saja.. hari ini adalah hari minggu hari untuk melepaskan lelah dan penat setelah 1 minggu berkutat dengan kertas, komputer dan orang-orang berwajah serius.

.....assalamu'alaikum
Suara pertama adalah suara bude Yuriah, suara seorang ibu tetanggaku yang kebetulan ikut membantu-bantu di rumahku.
Mataku masih terasa berat membuka, selimutkupun menempel erat di badanku, apalagi gulingku masih ingin kupeluk mesra karena hangatnya....
OOaaahm.... akupun bergegas bangun, dengan jalan yang masih sempoyongan aku buka pintu membuka jalan bagi bude Yur untuk masuk ke dalam rumah.
Kulihat, bude Yur langsung memegang sapu dan menyiapkan seember air untuk mengepel. Kuikuti lagi polah tingkahnya masih saja dengan rasa malas yang mengerat di raga ini. Bude Yur menyelesaikan tugasnya menyapu seluruh isi rumah dan mengepelnya dengan wajah yang sumrigah ....semangat.... Lalu diambilnya tumpukan baju yang "kucel" dan menyiapkan tenaganya untuk "memprosesnya" menjadi licin.
Hmm...

.....assalamu'alaikum
Suara kedua adalah suara parau seorang ibu-ibu paruh baya.
Dengan baju yang lusuh dan tentengan buntelan kain dipundakknya. ibu tersebut adalah seorang pengemis yang memberi salam di muka rumahku berharap mendapatkan rupiah-rupiah yang mungkin tersisa bagi beliau dan "teman-temannya".
Meski kadang terbersit rasa tak percaya bahwa orang-orang yang datang di rumah kita tersebut adalah bukan mereka yang fakir dan miskin dan hanya menyamar sebagai pengemis untuk memanfaatkan moment ramadhan tahun ini. Tapi cepat kutepis saja rasa itu dan mengulurkan beberapa rupiah bagi beliau.
Apabila benar mereka melakukan tipu muslihat itu dengan menyamar sebagai pengemis padahal dia bukan orang fakir dan miskin dan hanya sekedar "mencari-cari" sesuatu serta memanfaatkan momen ramadhan ini, aku percaya bahwa ada balasan dari yang lebih berhak membalas segala tipu muslihat yaitu Allah SWT.
Hmm...

......assalamu'alaikum
Suara yang ketiga adalah suara seorang bapak-bapak.
Kulihat di depan rumah ada seorang bapak-bapak dengan bajunya yang lusuh, bercelana pendek dengan cangkul di pundaknya dan sebuah celurit di tangannya.
"Iya pak...ada apa", tanyaku
Mbak...memerlukan tukang bersih-bersih atau beres-beres taman tidak?", beliau bertanya. Kujawab saja "Nyuwun sewu pak..mboten (maaf pak...tidak)", jawabku karena memang kulihat taman di depan rumahku sudah bersih dan rapi.
Bapak tersebut kemudian pamit pergi... kulihat dari kejauhan rupanya beliau tidak sendiri tetapi dengan seorang bapak-bapak lainnya yang sedang menawarkan tenaganya pula di tetangga depan rumahku.
Nampaknya beliau juga hendak mencari rupiah untuk upah tenaganya membersihkan dan membantu-bantu di tempat orang- orang yang membutuhkan tenaganya.
Lebaran rupanya mulai dekat dan kebutuhan pokok terutama sandang dan pangan mulai makin meningkat apalagi bagi mereka yang memiliki anak dan keluarga besar.
Hmm....

Suara - suara "assalamu'alaikum" tersebut menyadarkaku, membuka mataku... mengalirkan darah di nadiku lebih cepat.
....Minggu... hari yang kujadwalkan untuk bermalas - malasan rupanya harus kurubah. Mereka...orang-orang itu, penuh semangat penuh hasrat bekerja untuk bertahan hidup meski ini hari minggu.
Tak sepantasnya aku menjadwalkan seluruh waktu yang ada di hari minggu hanya untuk bermalas-malasan meski lelah setelah 1 minggu bekerja.
Aku harus lebih bersemangat dan pandai membagi waktuku di hari minggu.

Yup... hari mingguku, inilah aku... bersiap menghiasmu dengan sesuatu yang lebih berarti, tapi ijinkanlah ragaku tetap mengambil sebagian waktumu untuk memulihkan penatku serta membaginya dengan aktifitas yang menyenangkan dan memberi manfaat baik raga maupun jiwaku.

Semangat...!!! Aku harus tetap semangat beraktifitas meski hari minggu...
Ho..Ho..Hoooo......

Kamis, 19 Agustus 2010

.....kosong....

.....kosong, banyak ruang tersisa
letih, menata hati yang perih








....kosong